Cinta Fitri
Season1 (200 epi)
Fitri Rahayu (Shireen Sungkar), gadis lugu dari wonogiri pergi ke Jakarta untuk mewujudkan impiannya menikah dengan Mas Firman, lelaki yang ditemuinya pada saat tugas ke Wonogiri. Namun takdir tak dapat ditolak, Mas Firman yang sedang berbicara dengan fitri via telepon di sekitar jalan raya Jakarta mengalami kecelakaan tabrak lari. Dan yang lebih menyedihkan lagi Mas Firman langsung meninggal di tempat kejadian tabrak. Fitri yang sebelumnya tidak tahu tentang kecelakaan itu histeris kaget ketika melihat mayat mas firman di kediamannya, disinilah fitri bertemu dengan Aldo (Adly Fairuz), adik bungsu mas Firman. Berbagai cobaan datang, dan cobaan itulah yang membuat Fitri bertemu dengan Farel Emeraldi Hutama (Teuku Wisnu). Cowok mapan yang berasl dari keluarga kaya, mempunyai sifat temperamental dan terkenal dengan sebutan bos sadis. Tapi sebenarnya dia berbuat kayak gitu karena gak bisa ngelupain pacar pertamanya Mischa. Mengenal Fitri membuat farel melupakan masa lalunya yang pahit. Hingga ia berani memutuskan untuk mengakui tentang rasa cintanya pada Fitri. Mulai dari membatalkan pertunangannya dengan Moza, cewek anak sahabat Pak Hutama, ayah Farel hingga pergi dari rumah untuk mengadu nasib demi mempertahankan cintanya pada fitri. Berbagai scene lucu, sedih, mengharukan, penuh pesan moral menjadikan sinetron ini sebagai sinetron fenomenal versi pribadi tentunya. Pokoknya all the season, CF1 is the best…ending season 2 diakhiri dengan Fitri yang jatuh ke sungai di Wonogiri. T_T
Season 2 (169 epi)
Dengan ending season 1 yang menghasilkan sejuta perkiraan. Ceritanya, Setelah Fitri terjatuh dari jembatan di Wongiri, Farrel dan keluarga panik. Bulik Rini juga kalut. Tapi untunglah Fitri selamat dan ditemukan orang-orang kampung. Setelah sempat tertunda, Acara pernihakahan pun dilangsungkan dengan bahagia. Tapi karena masih tinggal bersama, konflik mertua-menantu otomatis muncul. Fitri dan Lia sering terlibat konflik akibat Oma selalu memanas-manasi Lia. Tapi scene romantis tetep jadi unggulan buat wish (Wisnu-Shireen), apalagi mereka kan dah jadi suami istri, pas blom nikah ajah dah lucu apalagi inih. Namun sempet ngebuat penonton bosan pas adegan2 wish pisah,pas si fitri dituduh selingkuh dan si farel menghamili mischa. Tapi untungnya itu gak berlangsug lama, karena east or west, cinta fitri farel is the best, ini slogan andalan wish di CF2…reviewnya pendek, saking banyaknya adegan yang pastinya siip…adegan season 2 diakhiri dengan Farel yang ditangkep polisi karena membunuh Bram, padahal si doi Cuma dijebak sama Bram, biar semuanya Nampak kayak pembunuhan beneran...tapi hikmahnya bisa jadi panjang deh ceritanya...(bocoran season 3). T_T
Season 3 (150 epi)
Lagi2 kita dibuat penasaran dengan ending CF2. Disaat Fitri positif hamil, Farrel dijebloskan ke penjara dengan tuduhan telah membunuh Bram. Hutama dan Lia kalut, terkecuali Maya, yang memang menuntut hal ini. Akhirnya Farrel bebas, namun Mischa terus memanasi Maya untuk mengambil warisan Hutama dengan alasan untuk Alif. Provokasinya berhasil membuat Maya menguasai harta ayahnya. Hal ini membuat Hutama, Lia, dan Oma makin tidak tenang. Mereka pindah ke rumah kontrakan milik Fitri-Farrel dan menemukan kebahagiaan di sana. Di luar dugaan, Kayla koma ketika melakukan donor sum-sum untuk Finza. Hadi berubah sengit pada Aldo dan Moza yang telah menikah. Perang dingin diantara keduanyapun tak terelakkan lagi. Suatu hari Fitri kaget melihat sosok Bram di tempat umum. Semua menganggap Fitri hanya berhalusinasi. Menghilangnya Bram menggiring Mischa menemukan partner baru untuk menggempur kebahagiaan Fitri-Farrel, yakni Faiz yang mengaku putra kandung Hutama yang sesungguhnya, bukan Farrel. Seluruh keluarga Hutama terpukul. Di season 3 juga kita banyak kehilangan diantaranya pak Hutama dan Finza. Tapi ada yang datang ada yang pergi kan. Season 3 diakhiri dengan proses kelahiran anak fitri farel, adegan jadi favoritku juga, romantis pas fitri farel berjuang ke rumah sakit. Never ending story for them…^_^ ngarep.com.
Season 4 (Ramadhan)
Sampe kepada season 4…ternyata CF tetep menjadi sinet favorit. Reviewnya gini nih…
Melalui perjuangan panjang, putra yang dinanti-nantikan oleh Farrel dan Fitri akhirnya lahir dengan selamat. Farrel meminta Bu Lia memberikan nama untuk anak mereka. Alasannya Bu Lia adalah ibu yang sangat dicintai dan dihormatinya. Dalam keharuan luar biasa, Bu Lia menamai bayi itu Raffa Emeraldi Hutama. Bu Lia mengingatkan Farrel tentang amanat Hutama sebelum meninggal, untuk menjaga keluarga dan Retro dari apapun juga. Farrel dan Fitri tak kuasa menolak. Mischa dan Faiz terkejut dengan kepulangan Farrel, Fitri, dan Oma ke rumah. Apalagi Bu Lia meminta Farrel kembali bekerja di Retro.
Sementara itu Bram yang selalu merasa diremehkan oleh Mischa dan Faiz berhasil menemukan master CCTV ketika Pak Hutama meninggal dunia di Retro. Bram shock mengetahui pembunuh sebenarnya adalah Mischa dan Faiz. Namun Bram yang oportunis, bukannya membongkar kedok Mischa dan Faiz malahan memeras mereka demi keuntungannya sendiri. Di lain tempat, Bagaimana usaha Farrel dan Fitri membongkar kedok Mischa dan Faiz? Apakah Mischa dan Faiz akan membiarkan Farrel, Fitri, dan Raffa hidup bahagia? Bagaimana pula dengan hubungan Maya dan Bram? Kita saksikan ajahyuk…tapi menurut produsernya, Om Manoj season 4 akan heppy ending kok, so kita tunggu ajah…nyok
Akankah endingnya seperti 3 season di atas???
Temukan Jawabannya!!!
Tetap saksikan Cinta Fitri Season Ramadhan hanya di SCTV satu untuk semua
Minggu, 23 Mei 2010
Diposting oleh fighters_street di 21.46 0 komentar
Rabu, 10 Maret 2010
Tidak ada Kewajiban Memuliakan Tamu yang Menumpahkan Darah Jutaan Umat Islam !
“Kalau menolak kedatangan Obama tidak bisa kita lakukan, apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan pembelaan kita terhadap saudara yang menderita akibat penjajahan Amerika ?”, (Ismail Yusanto)
HTI-Press. Pernyataan beberapa pihak yang menerima Obama dengan dalih menghormati tamu ditolak Hizbut Tahrir Indonesia. Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto, mengatakan Obama memang tamu. Tapi tamu itu ada dua macam. Tamu yang baik dan tamu yang bermasalah. Obama adalah jenis tamu yang kedua, karena dia hingga sekarang terus menghancurkan negeri-negeri Muslim dan membunuhi umat Islam di berbagai negara.
Menurut Ismail , Obama adalah presiden dari sebuah negara yang saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan. AS juga terus menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tak terhitung besarnya kerugian yang ditimbulkan. Ratusan ribu bahkan mungkin jutaan rakyat di sana meninggal karenanya.
Menurut penelitian John Hopkins University, akibat invasi AS ke Irak sejak tahun 2003 lebih dari 1 juta warga sipil Irak tewas. Siapa yang harus bertanggung jawab atas semua tragedi ini? Amerika Serikat tentu. Dan kini negara itu dipimpin oleh Obama. Memang dulu ketika AS menginvasi Irak dan Afghanistan, AS dipimpin oleh Presiden Bush. Tapi Obama tidak mengubah kebijakan biadab itu. Memang pernah ada rencana untuk menarik pasukan dari Irak tapi hingga sekarang belum diwujudkan. Ia bahkan sudah memutuskan menambah 30 ribu pasukan ke Afghanistan. Itu artinya tingkat kerusakan dan penderitaan rakyat di sana, termasuk yang kemungkinan bakal tewas, akan meningkat.
Masih menurut Ismail, Obama tidak jauh beda dengan Bush, yang tangannya berlumuran darah dan yang tidak memiliki rasa belas kasih sedikitpun. Ia misalnya, hingga sekarang tidak sedikitpun mengungkapkan rasa simpati terhadap para korban tragedi Gaza setahun lalu. Jangankan simpati terhadap korban atau kutukan terhadap pelaku, menyinggung peristiwa itu saja tidak pernah ia lakukan. Dalam pidato inagurasi atau pelantikannya sebagai Presiden, tak sedikitpun ia menyinggung soal Gaza. Padahal itu peristiwa besar dengan korban lebih dari 1.300 orang tewas, yang telah menarik perhatian masyarakat dunia. Tapi bagi Obama, tragedi Gaza itu seolah tidak pernah ada.
Ketika ditanya bukankah Rosulullah saw mewajibkan memuliakan tamu meskipun kafir ? Ismail menjawab, benar, kalau tamu itu bermaksud baik dan tidak melakukan kejahatan terhadap umat Islam seperti ingin menuntut Ilmu atau mengetahui Islam. Atau tamu itu merupakan utusan negara musuh yang akan membicarakan perundingan damai dengan umat Islam, itupun dengan catatan menghentikan peperangannya dulu, baru berunding.
Karena itu untuk bisa diterima Obama sebagai tamu yang baik, Obama haruslah terlebih dahulu memerintahkan untuk menghentikan kejahatan Amerika di seluruh dunia Islam, menarik pasukan dari Irak, Afghanistan, Pakistan, termasuk tidak lagi mendukung Israel yang terus membunuh umat Islam. “Tapi Obama datang ke Indonesia sama sekali bukan membicarakan hal itu, bagaimana kita menyambut tamu sementara tangan tamu itu masih menghunuskan pisau yang berlumuran darah saudara kita, umat Islam ?”, Tanya Ismail Yusanto.
Ismail kemudian mengutip Hadits Rosulullah saw :
مَنْ ذَبَّ عَنْ عَرَضِ أَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ كَانَ حَقًّا عَلَى اللهِ أَنْ يَعْتِقَهُ مِنَ النَّارِ
“Barangsiapa yang melindungi kehormatan saudaranya pada saat tidak berada di dekatnya, maka Allah pasti akan membebaskannya dari api neraka”.[HR. Ishaq bin Rahwiyyah dari Asma' binti Yazid]
” Wujud pembelaan seorang Muslim terhadap kaum Muslim di Irak, Afghanistan, Pakistan, Palestina yang saat ini tengah menghadapi invasi militer Amerika, adalah menolak kunjungan, kerjasama, maupun intervensi non fisik dari penguasa-penguasa kafir imperialis dan antek-anteknya, semacam Amerika, Inggris, dan Israel. Kalau menolak kedatangan Obama tidak bisa kita lakukan, apa yang bisa kita lakukan untuk menunjukkan pembelaan kita terhadap saudara kita ?”, tanya Ismail .
Ibnu Hisyam dalam As Sirah An Nabawiyyah meriwayatkan bagaimana sikap Rasulullah saw terhadap Abu Sofyan pemimpin kafir Quraisy (yang juga mertua Rosulullah saw) , beliau saw sama sekali tidak menggubris kedatangannya, bahkan beliau siap menyerang Mekah, karena pengkhianatan kaum Quraisy terhadap perjanjian Hudaibiyyah. Nabi saw tidak pernah menerima dan menyambut Abi Sofyan bin Harb dengan penyambutan kenegaraan yang menunjukkan rasa hormat dan belas kasih, namun beliau saw memperlakukan Abu Sofyan ra dengan sangat keras, hingga harga diri dan kesombongan Abu Sofyan luruh bagaikan sekawanan laron yang tersambar api pelita.
Artinya terhadap utusan yang membicarakan perdamaian dengan umat Islam saja diperlakukan dengan buruk oleh Rosulullah saw karena telah mengkhianti kesepakatan damai. Sementara Obama datang bukan untuk perundingan menghentikan kejahatan perangnya terhadap umat Islam.
Lalu, dari arah mana bisa dinyatakan bahwa para penguasa negeri-negeri Islam wajib menerima, menyambut, dan memulyakan tamu dari kalangan para penguasa kafir yang lalim dan dzalim itu, dengan alasan bahwa Nabi saw pernah menerima dan menyambut Abu Sofyan bin Harb? Padahal, bukankah Nabi saw jelas-jelas menolak dan tidak menggubris kedatangan Abu Sofyan bin Harb, begitu pula sikap para shahabat? Atas dasar itu, menggunakan kisah kedatangan Abu Sofyan ke Madinah adalah istinbath yang keliru dan mengada-ada.(FW)
Diposting oleh fighters_street di 23.02 0 komentar
Antara PemberantasanTerorisme dan Reality Show Termehek-Termehek"
Masih ingat dibenak kita, bagaimana Detasemen Khusus (Densus) 88 menggerebek dan menembak mati di tempat Noordin M Top. Kala itu, kru TV meliputnya bak acara reality show "Termehek-Mehek" atau "Orang Ketiga" atau bahkan "Mata-Mata" yang dipandu Joe Padhyangan Project. Publik antara percaya atau tidak (bahwa itu rekayasa) mencicipi tayangan tersebut.
Ya, itulah Indonesia. Pemberantasan terorisme terkadang menjadi pengalih isu publik. Saat ini, isu yang harus dikawal adalah kedatangan Obama yang perlu disikapi politis oleh publik Muslim, mengingat Obama datang di Indonesia bukan sebagai seorang Obama, melainkan jelas sebagai Kepala negara sekaligus pemerintahan penjajah, yang selalu menebar teror di negeri-negeri Islam.
Kemudian, isu kenaikan Tarif Dasar Listrik yang akan diajukan ke DPR dalam APBNP sebesar 15% dan kemungkinan kenaikan BBM, serta yang terakhir adalah kasus Bank Century. Dengan terorisme ini, praktis isu-isu tersebut hilang dan kabur. Berganti dengan terorisme dan sejumlah pengamat-pengamat terorisme yang lagi-lagi tidak jelas jejak rekamnya. Bahkan melupakan substansi masalah dari terorisme itu sendiri, yaitu: ketidakadilan dan penjajahan yang diciptakan oleh ideologi kapitalisme. Tidaklah mengherankan apabila pemberitaan yang liar tentang terorisme akhirnya lebih menyentuh kepada hal-hal yang simbolik, misalnya, bila ada wanita menggunakan cadar dan jilbab (pakaian gamis) gelap, maka suaminya atau laki-laki yang bersamanya adalah teroris. Begitupula, bila ada ustadz berjanggut, berperawakan gempal, menggunakan pakaian ala Taliban dengan celana se mata kaki, maka patut dicurigai teroris. Ini merupakan stigma, black stereotyping, ibarat bola liar dan panas, akan menyentuh kepada siapapun. Walhasil, akan saling muncul curiga, kekhawatiran, ketidaknyamanan di lingkungan sekitar, dan tentu saja dakwah Islam akan terhambat.
Di era 1980an, fenomena terorisme dan gerakan radikal pernah terjadi. Komando Jihad, Jamaah Imran hingga pecahnya Komando WIlayah (KW) DI/NII. Kepiawaian Letjen Ali Murtopo, Laksamana Benny Moerdani dan CSIS dalam mempolitisasi masalah ini. Hasilnya, publik Muslim alergi dengan gerakan, organisasi dan jamaah Islam, mensakralkan asas tunggal Pancasila, padamnya cara pandang kritis dan tentunya maraknya syirik, bid'ah, dan percampuran agama. Ustadz, ulama bahkan kiyai harus memiliki surat izin berdakwah, dengan tema-tema dakwah yang dipesan.
Jika ada ulama atau dai yang kritis, maka bersiaplah dipenjarakan dan dicap melakukan tindakan makar dan subversif. Itulah potrem hitam Muslim yang dibayang-bayangi dengan terorisme.
Hari ini kita melihat, aksi-aksi heroik Densus 88 yang secara live dipantau oleh kru TV bak reality show. Tersirat show of force kepolisian disaat lembaga ini disorot dalam kaitannya dengan kriminalisasi mahasiswa di Makasar. Seharusnya kita tidak boleh lupa, tokoh-tokoh kunci seperti Hambali, Umar Al-Farouq atau bahkan operator-operator yang memegang komando di lapangan seperti Dr. Azhari, Noordin M Top, tewas. Ketiadaan tokoh-tokoh kunci ini semakin memperkuat spekulasi bahwa gerakan radikal dan terorisme dimanfaatkan oleh banyak kepentingan. Salah satunya adalah kepentingan dalam membuat stereotyping bahwa Islam adalah agama teror. Terlebih lagi, bagi kelompok Islam yang menginginkan penegakan syariah.
Padahal kehadiran Hambali sangat penting untuk membuka penyandang dana, aliran dana, hingga bahan-bahan C4 (mikro nuklir) yang notabene hanya dapat dibuat di Israel dan AS. Dan sangat penting pula untuk membuka kemungkinan "double agent" atau "planted agent" yang dulu pernah terjadi saat perang Afghanistan.
Saya sangat meyakini bahwa membangun masyarakat Islam dan sekaligus menerapkan SyariahNya harus ditempuh dengan cara-cara yang mencerdaskan. Pembinaan publik, sosialisasi syariah hingga publik menyepakati bahwa Islam itu penting bagi dirinya dan publiknya. Sehingga, publiklah yang menginginkan penerapan hukum-hukum Islam tersebut, tidak dengan cara fisik. Karena Rasulullah Saw mencontohkan dakwahnya secara fikriyyah (pemikiran), tidak dengan kekuatan senjata. Saat ini, seharusnya kelompok-kelompok Islam berfokus kepada upaya MengIslamkan Umat Islam, dalam pengertian, memahamkan kembali pemikiran-pemikiran Islam, syariahnya kepada publik, menghadirkan kembali Allah dalam setiap sisi kehidupan. Dengan seperti itu, kesatuan umat Islam yang kita cita-citakan dapat terbangun, dan kita dapat menghentikan penderitaan dan hegemoni kapitalisme di seluruh dunia..
Diposting oleh fighters_street di 22.59 0 komentar